Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran berdiferensi adalah Strategi
Pembelajaran Scaffolding. Scaffolding merupakan
interaksi antara pendidik dan peserta didik dengan tujuan untuk membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran guna
meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik.
Scaffolding didasarkan pada teori Vygotsky bahwa pembelajaran
terjadi apabila peserta didik belajar menangani tugas-tugas yang belum
dipelajari namun tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau Zona of
Proximal Development (ZPD).
Alasan mengapa Strategi Pembelajaran Scaffolding
termasuk ke dalam pembelajaran berdiferensiasi karena Strategi Pembelajaran
Scaffolding memiliki tujuan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Kesulitan yang dialami
oleh peserta didik tentu saja berbeda-beda, sehingga kebutuhan belajar mereka
juga pasti berbeda. Oleh karena itu, konsep ini sesuai dengan pembelajaran
berdiferensiasi yang bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan peserta didik dalam
upaya meningkatkan potensi dirinya.
Adapun karakteristik Strategi Pembelajaran Scaffolding
yaitu:
Jamie McKenzie
mengemukakan 8 (delapan) karakteristik pembelajaran scaffolding:
a.
Provides clear
directions (memberikan arahan yang jelas)
b.
Clarifies
purpose (memperjelas tujuan)
c.
Keeps students
on task (membuat siswa tetap pada tugas)
d.
Offers assessment
to clarify expectations (menawarkan penilaian untuk memperjelas harapan)
e.
Points students
to worthy sources (mengarahkan siswa ke sumber yang layak)
f.
Reduces
uncertainty, surprise and disappointment (mengurangi kejutan, ketidakpastian,
dan kekecewaan)
g.
Delivers
efficiency (memberikan efisiensi)
h.
Creates
momentum (menciptakan momentum)
Langkah implementasi Strategi Pembelajaran Scaffolding:
a.
Menentukan zona of proximal development (ZPD)
untuk masing-masing siswa. Siswa kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat ZPD
nya dengan melihat nilai hasil belajar sebelumnya. Siswa dengan ZPD jauh
berbeda dengan kemajuan rata-rata kelas dapat diberi perhatian khusus.
b.
Setelah siswa dikelompokkan berdasarkan ZPD,
guru merancang tugas-tugas belajar (aktivitas belajar Scaffolding) yang
meliputi menjabarkan tugas-tugas dengan memberikan pemecahan masalah ke dalam
tahap-tahap yang rinci sehingga dapat membantu siswa melihat zona atau sasaran
tugas yang diharapkan akan mereka lakukan. Guru menyajikan tugas 4 belajar
secara berjenjang sesuai taraf perkembangan siswa yang dilakukan dengan
berbagai cara seperti penjelasan, peringatan, dorongan (motivasi), penguraian
masalah ke dalam langkah pemecahan dan pemberian contoh (modelling).
c.
Guru memantau dan memediasi aktivitas belajar
yang meliputi mendorong siswa untuk bekerja dengan pemberian dukungan
sepenuhnya, kemudian secara bertahap guru mengurangi dukungan langsungnya dan
membiarkan siswa menyelesaikan tugas mandiri. Guru memberikan dukungan dalam
bentuk pemberian isyarat, kata kunci, dorongan, contoh atau hal lain yang dapat
memancing siswa ke arah kemandirian belajar dan pengarahan diri.
d.
Guru mengecek dan mengevaluasi belajar yang
dicapai serta mengecek dan mengevaluasi proses pembelajaran, apakah siswa
tergerak ke arah kemandirian dan pengaturan diri dalam belajar.
Dhea adalah peserta didik baru
kelas I (satu). Saat pembelajaran berlangsung, Ibu Rika sebagai guru kelas I
(satu) baru mengetahui kalau ternyata Dhea belum mampu mengenali huruf dengan
baik. Melihat kesulitan yang Dhea alami, Ibu Rika memutuskan memilih cara
termudah untuk mengajari Dhea yaitu dengan mengajaknya menebalkan pola garis
putus-putus yang membentuk abjad.
Di awal Ibu Rika membantu dan membimbing Dhea untuk
mengikuti pola tersebut. Ibu Rika membiarkan Dhea mencoret pola tersebut dengan
tetap diarahkan supaya mengikuti pola yang ada. Kemudian setelah kemampuan Dhea
dirasa meningkat, Ibu Rika mengurangi pola tersebut secara perlahan.
Setelah Dhea mampu mengingat cara
menuliskan suatu huruf, barulah Ibu Rika meminta Dhea untuk menuliskannya tanpa
bantuan pola. Untuk mengukur tingkat perkembangannya, Ibu Rika meminta Dhea
untuk menuliskan huruf-huruf tertentu secara acak.
Mustofa, Hadi et all. 2021. “Strategi Pembelajaran Scaffolding dalam
Membentuk Kemandirian Belajar Siswa.”
Jurnal
Al Fatih. 1(2) : 42-52