Setelah
lulus kuliah tahun 2019 dan memutuskan kembali ke daerah asal, akhirnya di
tahun 2022 ini saya mendapat kesempatan untuk kembali menginjakkan kaki di Kota
Samarinda.
Saya
dinyatakan lolos seleksi beasiswa PPG
(Pendidikan Profesi Guru) Prajabatan dan ditempatkan di LPTK (Lembaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan) terdekat domisili saya yaitu Universitas
Mulawarman.
Beasiswa
ini diberikan dalam bentuk biaya pendidikan selama 2 semester (1 tahun)
sejumlah Rp. 17.000.000. Nantinya setelah menyelesaikan pendidikan saya akan langsung ditugaskan
mengajar di satuan pendidikan yang ditunjuk oleh Kemdikbudristek.
Pengumuman lolos seleksi beasiswa PPG Prajabatan (sumber: tangkapan layar) |
Nah, perjalanan
dari Desa Sumber Sari menuju Kota Samarinda ini membutuhkan waktu sekitar 6 jam.
Percaya
tidak? Perjalanan selama itu saya tempuh naik motor seorang diri lho!
Untungnya sekarang sudah ada jalan tol yang menghubungkan Kota Balikpapan dan Kota Samarinda, sehingga jalan raya yang saya lewati dengan motor tidak begitu banyak dilintasi oleh kendaraan-kendaraan besar. Saya jadi merasa lebih tenang ketika melintasi Taman Hutan Raya Bukit Sueharto yang terkenal akan tikungan tajamnya.
Taman Hutan Raya Bukit Sueharto (sumber: dok.pri) |
Dari Bukit Sueharto saya berkendara sekitar 1 jam 30 menit
sampai akhirnya saya mulai memasuki kawasan Samarinda Seberang. Tak lama
kemudian saya bisa melihat penampakan Gerbang Tol Palaran. Saya sengaja
mengurangi laju kendaraan saat melintas di depan gerbang tol tersebut.
Jalan tol pertama di Pulau Kalimantan ini diresmikan
Presiden Joko Widodo pada Agustus 2021 lalu, jadi saya memang belum pernah
melihat secara langsung kecuali dari foto dan video yang beredar di media
sosial.
4 gerbang Tol Balsam (sumber: ptjbs.co.id) |
Memasuki kawasan Samarinda Kota saya disambut eloknya penampakan Jembatan Mahakam Kembar. Kenapa disebut Jembatan Mahakam Kembar? Karena letak antara Jembatan Mahkota I dan Jembatan Mahkota IV saling berdampingan. Adapun Mahakam adalah nama sungai yang memisahkan antara kawasan Samarinda Kota dan Samarinda Seberang.
Jembatan Mahakam Kembar (sumber: kaltimtoday.co) |
Jembatan Mahkota I dikhususkan bagi pengguna kendaraan dari
Samarinda Seberang menuju Samarinda Kota, sementara Jembatan Mahkota IV terbagi
menjadi 3 jalur yang semuanya diperuntukkan bagi pengguna kendaraan dari
Samarinda Kota menuju Samarinda Seberang. Hal ini dilakukan untuk mengurai
kemacetan dan mengatasi over capacity
Jembatan Mahkota I.
Jembatan Mahkota IV merupakan fasilitas baru yang diresmikan langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor pada Januari 2020. Lagi-lagi setelah saya lulus kuliah dan pulang ke kampung halaman. Maka dari itu saya benar-benar merasa beruntung karena bisa kembali ke Kota Samarinda dan turut merasakan kemajuan pembangunan di kota ini.
Masjid Islamic Center Samarinda (sumber: kaltimprov.go.id) |
Nah, satu-satunya bangunan yang tidak mengalami perubahan
dan tetap berdiri megah sejak dulu hingga kini adalah Masjid Islamic Center
Samarinda (MICS). Kalian harus tahu bahwa MICS ini adalah masjid terbesar ke-2
setelah Masjid Istiqlal, Jakarta. MICS bahkan diresmikan langsung oleh Presiden
RI ke-6, Susilo Bambang Yudoyono pada 16 Juni 2008.
Tak terkecuali Samarinda, setiap kota di Indonesia pasti
memiliki icon bangunan yang menjadi
kebanggaan daerah tersebut. Terlebih saat ini geliat pembangunan infrastruktur
di Indonesia sedang giat-giatnya dilakukan. Dan terkhusus Kalimantan Timur akan
ada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Saya bisa membayangkan bagaimana proses pembangunan ini akan
berlangsung secara bertahap dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Dan tentu
saja akan ada banyak material yang dibutuhkan dalam proses tersebut.
Salah satu material utama yang dibutuhkan dalam proses konstruksi adalah semen.
Sebagai komponen vital semen berfungsi untuk merekatkan
batu-bata dan bahan lainnya agar menjadi bangunan yang kuat, kokoh, dan sesuai
dengan model arsitektur yang diinginkan. Mulai dari rumah, gedung, hingga
infrastruktur berat seperti jalan, jembatan, bendungan, terowongan dan
sebagainya.
Industri Semen sebagai Tulang Punggung Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia
Fakta bahwa semen merupakan material utama yang dibutuhkan
dalam proses pembangunan menjadikan industri semen sebagai penopang kesuksesan
pembangunan di Indonesia. Aktivitas pembangunan yang giat dilakukan dari masa
ke masa tentu mendorong konsumsi semen semakin tinggi.
Namun, di samping perannya sebagai komponen vital, semen
juga dipandang sebagai material yang kurang ramah terhadap lingkungan. Kenapa?
Karena dalam proses produksinya bahan dasar semen harus melalui proses
pembakaran yang membutuhkan temperatur sangat tinggi, sehingga jumlah emisi
karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan juga tinggi. Sementara kita tahu bahwa
CO2 adalah senyawa yang paling mendominasi dalam gas rumah kaca.
Melihat fakta ini, industri semen di Indonesia memiliki
komitmen yang sangat kuat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca melalui
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan energi serta melaksanakan tanggung
jawab sosial dengan baik.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) melaporkan salah satu bukti
tercapainya pengurangan emisi gas rumah kaca pada industri semen nasional yaitu
menurunnya intensitas emisi gas rumah kaca dari 725,66 kg CO2/ton cementitious
pada 2010 menjadi 641,5 kg CO2/ton cementitious pada 2020. Artinya industri
semen di Indonesia berhasil mengurangi total emisi gas rumah kaca sebesar 6
juta ton CO2 atau setara dengan 11,6 % dalam satu dekade 2010 – 2020.
Grafik penurunan emisi gas rumah kaca (sumber: asi.co.id) |
Pemerintah Indonesia tentunya mendukung penuh upaya ini
dengan turut mendorong penggunaan material yang ramah lingkungan sebagai salah
satu upaya mitigasi perubahan iklim. Peluang pemanfaatan semen yang lebih ramah
lingkungan ini harus lebih sering digemakan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, ada salah satu
konsep yang erat kaitannya dengan hal ini, yaitu Triple Bottom Line. Substansi utama dari konsep ini yaitu profit, people dan planet atau
disingkat 3P. Konsep Triple Bottom Line
merupakan fondasi dari implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR).
Konsep Triple Bottom Line (sumber: olahkarsa.com) |
Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi
belaka (profit) akan tetapi juga
memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar (people) dan kelestarian lingkungan (planet). Maka dari itu dalam kegiatan
produksinya perusahaan harus menyelaraskan dimensi ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
Semen Tonasa Hadirkan Dukungan dari Timur Indonesia
Saat berangkat ke kampus pemandangan sehari-hari yang saya
lalui adalah gedung-gedung bertingkat dan berbagai infrastruktur mulai dari
saluran air, trotoar, jembatan penyebrangan, hingga jembatan layang atau yang
lebih dikenal dengan sebutan fly over.
Dan tidak hanya saat berada di luar, bahkan dari kost juga saya bisa melihat penampakan MICS yang tinggi menjulang.
Ketika melihat berbagai bangunan kokoh dan kuat tersebut,
saya seketika teringat dengan salah satu produk semen yang memiliki slogan Kokoh, Kuat, dan Terpercaya.
Ini merupakan slogan milik Semen Tonasa. Kenapa terasa amat
familiar? Karena spanduk semen tonasa ini kerap saya lihat terpasang di toko
yang menjual bahan bangunan.
Selain itu, saat masih kecil seingat saya Semen Tonasa yang merupakan bagian dari SIG ini sering wari-wiri di layar televisi tabung 14 inch yang terpasang di rumah saya. Hal ini menjadi bukti bahwa Semen Tonasa telah hadir di negeri kita sejak dulu kala, bahkan jauh sebelum pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merajai Indonesia.
Sejarah berdirinya Semen Tonasa (sumber: sementonasa.co.id) |
PT Semen Tonasa merupakan produsen semen terbesar di kawasan
timur Indonesia. Perusahaan ini pertama kali didirikan di atas lahan seluas
1.571 hektar di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, yang
merupakan sebuah desa terpencil berjarak 68 kilo meter dari Kota Makassar.
Meski terpencil, namun Desa Biring Ere sangat kaya akan bahan baku semen.
Kehadirannya yang sudah lebih dari 50 tahun membawa Semen Tonasa menjadi yang terbesar dan terbaik. Semen Tonasa telah membuktikan diri menjadi pionir produsen semen bekualitas tinggi dan ramah lingkungan di Timur Indonesia.
Nilai unggul Semen Tonasa (sumber: sementonasa.co.id) |
Lokasi pabrik yang berada di Sulawesi Selatan ini merupakan
pilihan yang strategis untuk mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia Bagian
Timur. Diketahui kapasitas Semen Tonasa yang terpasang per tahun mencapai
5.980.000 ton semen.
Perusahaan ini memiliki 4 unit pabrik yang semuanya
menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing unit yaitu Pabrik
Tonasa II sebesar 590.000, Pabrik Tonasa III sebesar 590.000, Pabrik Tonasa IV sebesar
2.300.000 dan Pabrik Tonasa V sebesar 2.500.000.
Dalam proses produksinya, Semen Tonasa mengoptimalkan pemakaian alternatif fuel yang dimulai sejak tahun 2009 sebagai upaya untuk memberikan solusi penanganan limbah pertanian, mereduksi emisi CO2 akibat pembakaran, mengurangi efek pemanasan global dan menciptakan pabrik yang ramah lingkungan.
Memiliki infrastruktur penunjang produksi paling lengkap dan semangat wawasan lingkungan serta pembangunan berkelanjutan, PT Semen Tonasa siap membangun Indonesia hingga ke pelosok negeri.
Infrastruktur penunjang Semen Tonasa (sumber: sementonasa.co.id) |
Kontribusi Semen Tonasa untuk Tanah Air Indonesia
Sebagai produsen semen terkemuka di Indonesia, Semen Tonasa
tidak hanya fokus menghasilkan semen berkapasitas besar dan berkualitas tinggi
tetapi juga senantiasa memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat dan
lingkungan.
Dalam upaya melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), Semen Tonasa bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Pangkeb, dinas terkait, lembaga penelitian, LSM, perusahaan lain di Pangkep dan masyarakat sekitar dengan memetakan wilayah penyaluran anggaran program berdasarkan klasifikasi Ring I, Ring II dan Ring III.
Daerah yang terkena dampak langsung dari kegiatan operasional PT Semen Tonasa, baik aktivitas pabrik, pelabuhan, BTG (Boiler Turbin Generator), maupun penambangan perusahaan, dengan jarak maksimum 5 km disebut sebagai Ring 1.
Daerah yang tidak terkena dampak langsung dari kegiatan operasional PT Semen Tonasa, namun wilayahnya sering menjadi jalur yang dilewati kendaraan produksi/pemasaran perusahaan di Kabupaten Pangkep disebut sebagai Ring 2.
Daerah yang tidak terkena dampak langsung dari proses produksi perusahaan, tidak terkena rencana perluasan pabrik atau tambang tapi sering menjadi jalur distribusi perseroan disebut dengan Ring 3.
Berbagai program dan kegiatan tanggung jawab sosial dan
lingkungan Semen Tonasa termuat dalam 5 pilar yang diberi nama Tonasa
Bersaudara. 5 pilar tersebut yaitu Tonasa Mandiri, Tonasa Cerdas, Tonasa Sehat,
Tonasa Bersahaja, dan Tonasa Hijau.
Dalam realisasinya ada banyak program dan kegiatan yang telah
dilakukan oleh Semen Tonasa dan secara penuh memberikan dampak positif bagi
sosial dan lingkungan.
Tonasa Mandiri
Tonasa Mandiri merupakan bentuk partisipasi aktif perusahaan
dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Mulai dari menyediakan lapangan
pekerjaan, mendorong pengembangan usaha mikro kecil (UMKM) hingga pengentasan
kemiskinan yang ada di sekitar.
Salah satu program dari Tonasa Mandiri yaitu telah membantu
pengembangan pariwisata Desa Wisata (Dewi) di Desa Bulu Cindea. Bantuan ini
diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dan dapat mendorong
masyarakat untuk ikut melakukan pelestarian lingkungan.
Semen Tonasa juga pernah bekerja sama dengan
Forum Pengembangan Kesejahteraan Bontoa (FBKB) Kelurahan Bontoa melalui program
Renja TJSLnya dengan membagikan alat pertanian kultivator kepada kelompok tani
yang ada di Samaelo, Ciddokang dan Bontoa. Pemberian bantuan alat pertanian ini
bertujuan untuk membantu petani sekitar perusahaan meningkatkan produktivitas
hasil taninya.
Perwujudan piar Tonasa Mandiri (sumber: sementonasa.co.id) |
Tonasa Cerdas
Tonasa Cerdas merupakan peran
serta perusahaan secara aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tujuannya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat. Program dan
kegiatannya seperti biaya pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan sebagainya.
Pada pilar ini Semen Tonasa telah membuktikan kepeduliannya
terhadap peningkatan kualitas dan keterampilan masyarakat dengan kembali
menerima peserta Program Mahasiswa Magang Bersertifikat (PMMB).
Tidak tanggung-tanggung, Semen Tonasa menerima peserta PMMB dari
6 perguruan tinggi negeri maupun swasta sebanyak 20 orang. Seluruh
mahasiswa ini direncanakan akan mengikuti program magang selama 6 bulan terhitung
sejak 1 September 2022 sampai dengan 28 Februari 2023.
Tidak hanya menyasar pelajar dan mahasiswa, Semen Tonasa
juga kembali menggelar kegiatan pelatihan bagi pekerja bangunan yang ada di
GMTD. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi keahlian bagi
tenaga konstruksi pekerja bangunan.
Semen Tonasa meyakini produk Semen Tonasa yang sudah baik bisa lebih baik lagi jika ditangani oleh orang-orang profesional serta tukang-tukang yang berpengalaman dan ahli dalam bidang konstruksi.
Perwujudan pilar Tonasa Cerdas (sumber: sementonasa.co.id) |
Tonasa Sehat
Tonasa sehat merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat serta lingkungan. Dalam pelaksanaannya
kegiatan ini melibatkan peran Semen Tonasa Medical Centre (STMC). Pada pilar
ini Semen Tonasa berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat sekitar yang
membutuhkan.
Salah satu program mulia yang pernah Semen Tonasa lakukan
adalah membagikan bantuan bagi balita stunting yang terdampak gizi buruk. Bantuan
ini diberikan kepada Muhammad Sawir, bayi berusia 2 bulan warga Kampung
Majannang, Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Bayi ini lahir
dengan berat 2.8 kg dan terus mengalami penurunan dari hari ke hari. Adapun bantuan
yang diberikan berupa susu bayi, bubur bayi, biskuit bayi, minyak telon, dot,dan
telur.
Belum lama ini yaitu pada HUT Ke-77 Tahun Republik
Indonesia, Semen Tonasa juga menggelar donor darah yang bertempat di Ruang
Auditorium Kantor Pusat PT Semen Tonasa. Kegiatan donor darah ini merupakan
kerja sama antara PT Semen Tonasa dengan Unit Donor Darah Palang Merah
Indonesia Kota Makassar.
Adapun pesertanya tidak hanya berasal karyawan tapi juga keluarga karyawan, karyawan perusahaan afiliasi, personil keamanan, dan masyarakat sekitar perusahaan.
Perwujudan pilar Tonasa Sehat (sumber: sementonasa.co.id) |
Tonasa Bersahaja
Tonasa Bersahaja diwujudkan dalam bentuk kepedulian
perusahaan terhadap kondisi sosial dan peran serta terhadap pengembangan
aspek seni, budaya dan olah raga. Dalam hal ini Semen Tonasa berupaya
memberikan penghargaan dan mendorong pertumbuhan seni, budaya, agama dan
kegiatan sosial lainnya.
Seperti pada saat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah yang lalu
Semen Tonasa kembali menyalurkan hewan kurban sebanyak 30 ekor sapi yang didistribusikan oleh Semen Tonasa kepada desa dan kelurahan yang berada dalam
kawasan ring 1 serta masyarakat sekitar perusahaan.
Masih berkaitan dengan keagamaan, Semen Tonasa juga pernah
memberikan penghargaan kepada Hafiz dan Tilawah yang merupakan kafilah
kabupaten Pangkep, di MTQ XXXI tingkat Provinsi Sulsel tahun 2020. Penghargaan
ini merupakan bonus dan bagian kepedulian Semen Tonasa atas apa yang ditorehkan
para kafilah Pangkep di MTQ.
Perwujudan pilar Tonasa Bersahaja (sumber: sementonasa.co.id) |
Tonasa Hijau
Terakhir ada pilar Tonasa Hijau, yaitu bentuk
pengejawantahan dari komitmen perusahaan dalam pelestarian alam secara
berkelanjutan. Program ini berupa kegiatan penghijauan, Rehabilitasi dan
pembangunan prasarana dan sarana serta berbagai kegiatan lainnya yang berkaitan
dengan pelestarian lingkungan.
Baru-baru ini Semen Tonasa menunjukkan kepeduliannya terhadap
ekosistem laut melalui penanaman mangrove dan bersih-bersih pulau dari sampah
plastik di Pulau Laiya, Pulau Polewali dan Pulau Karangrang bersama Pemerintah Kabupaten Pangkep, Forkopimda, dan
masyarakat sekitar.
Program ini merupakan bentuk dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
yang setiap tahun Semen Tonasa lakukan. Sejak tahun 2015, total sebanyak 150.000
Mangrove yang sudah ditanam di pesisir pantai dan pulau-pulau di Kabupaten Pangkep.
Melalui Tonasa Hijau, perusahaan juga terus menggalakan program penghijauan dan reklamasi lahan bekas tambang, serta perawatan tanaman eksisting melalui pemupukan dan pengairan. Kegiatan ini bertujuan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan terutama dalam hal mendukung Sustainability Development Goals serta industri yang menganut prinsip-prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Perwujudan pilar Tonasa Hijau (sumber: sementonasa.co.id) |
Itulah beberapa bukti nyata yang telah dilakukan oleh Semen
Tonasa dalam pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR).
Berbagai program yang saya sebutkan pada masing-masing pilar
di atas tentu saja hanya segelintir dari sekian banyak program dan kegiatan
bermanfaat yang telah dilakukan oleh Semen Tonasa untuk memberikan dampak
positif kepada masyarakat dan lingkungan selama lebih dari 50 tahun.
Akhir Kata
Untuk menyelesaikan isu perubahan iklim yang masih tersisa
di negeri ini dibutuhkan dukungan dan sinergi dari berbagai pihak. Semen Tonasa
sebagai produsen semen terbaik dan terbesar di kawasan Indonesia Timur telah
berkontribusi penuh dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia agar generasi kita kelak bisa menerima
warisan lingkungan yang bersih dan lestari.
Untuk itu, di HUT Semen Tonasa yang ke-54 ini semoga Semen
Tonasa semakin maju dan bertumbuh, menemani Indonesia sampai di usia yang tak
terhingga. Semen Tonasa harus menjadi saksi perubahan peradaban Indonesia sejak
di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Referensi:
- Website resmi Semen Tonasa (https://www.sementonasa.co.id/)
- Khazanahmasjid. MICS Masjid terbesar ke-2 (https://khazanahmasjid.com/masjid/masjid-islamic-center-samarinda/)
- Asosiasi Semen Indonesia. Peran industri semen dalam penurunan emisi gas rumah kaca. (https://asi.or.id/upaya-industri-semen-dalam-pengendalian-emisi-gas-rumah-kaca/)
- Binamarga. Peluang pemanfaatan semen ramah lingkungan (https://binamarga.pu.go.id/index.php/article/membangun-konektivitas-dengan-semen-yang-ramah-lingkungan)
- Olahkarsa. Konsep Triple Bottom Line (https://blog.olahkarsa.com/triple-bottom-line-sejarah-definisi-dan-susbtansinya/)