Belakangan ini aku masih diresahkan oleh curhatan temanku yang
mengaku malas pulang ke kampung halaman karena nggak suka dibanding-bandingkan dengan anak
tetangganya.
“Sudah kuliah jauh-jauh, ngabisin banyak biaya, lulus kuliah kok cuma jualan. Anaknya (nama anak tetangga) cuma lulus SMA tapi udah diangkat jadi perangkat desa.”
Sebagai seorang guru SD aku benar-benar merasa resah. Gimana
kalau banyak orang tua, terutama di desa, nggak mau menguliahkan anaknya lantaran
berpikir lulus SMA aja udah bisa dapat kerjaan bagus.
Memang betul, banyak kisah orang bisa punya karir bagus tanpa pendidikan tinggi, tapi bukan berarti pendidikan tinggi jadi nggak penting.
Pendidikan tinggi tetap penting karena tujuannya bukan hanya menyoal pekerjaan, melainkan untuk meningkatkan taraf ilmu dan kualitas diri.
Kisah yang paling bisa kita teladani kalau ngomongin soal pentingnya pendidikan tinggi adalah kisah dari Bapak Pendidikan kita yaitu Ki Hadjar Dewantara.
Kamu nggak keberatan kan kalau kita balik ke masa lampau sebentar? Supaya semua orang—atau mungkin juga kamu? paham betapa pentingnya pendidikan.
Jadi, Ki Hadjar Dewantara ini adalah anak jenius keturunan
bangsawan. Nama lahirnya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Pada usia 39
tahun beliau mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara agar lebih bebas untuk
dekat dengan rakyat.
Singkat cerita Ki Hadjar Dewantara pernah diasingkan ke
Belanda selama 6 tahun lamanya. Tapi tau nggak sih apa yang beliau lakukan
selama diasingkan ke Belanda?
Kesempatan diasingkan itu justru dimanfaatkan oleh Ki Hadjar
Dewantara untuk belajar dengan sebaik-baiknya.
Bayangin! Orang yang hidup di masa itu, tapi punya semangat tinggi buat belajar.
Di sana Ki Hadjar Dewantara belajar banyak hal, termasuk salah satunya mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sampai mendapat gelar Akta Guru Eropa.
Hasil pembelajaran yang beliau rangkum dalam otak jeniusnya
tadi, kemudian di bawa pulang ke Tanah Air, lalu dijadikan dasar pendidikan di
Taman Siswa yang beliau dirikan, Paguyuban Perkumpulan Selasa Kliwonan dan
untuk Indonesia secara keseluruhan dengan semboyan yang sangat kita kenal
sampai saat ini.
Perkembangan pendidikan di Indonesia sampai di titik
sekarang ini tentu aja nggak lepas dari pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Yang mana nilai-nilai pemikirannya banyak diimplementasikan dalam kurikulum
pendidikan yang berlaku di Indonesia.
Aku yang berprofesi sebagai guru, walaupun udah lulus kuliah diwajibkan untuk terus belajar, agar bisa memahami tiap perubahan kurikulum baru untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Karena mau sebagus apapun kurikulum yang dikembangkan, kalau gurunya belum mampu mengimplementasikan kurikulum tersebut, otomatis kegiatan belajar mengajar di kelas juga nggak akan bisa berjalan lancar.
Guru yang Berhenti
Belajar, Sebaiknya Berhenti Mengajar
Tidak ada kata berhenti belajar dalam kamus seorang guru.
Meski sudah berstatus guru profesional dan punya sertifikat profesi sekalipun,
seorang guru tetap harus berguru.
Dalam sebuah kelas pelatihan yang aku hadiri beberapa waktu
lalu, disampaikan sebuah telaah kritis bahwa guru yang berhenti belajar, sebaiknya berhenti mengajar.
Tapi meski terkesan sarkas, kalimat di atas nggak dilontarkan dengan maksud untuk mendiskreditkan profesi guru.
Sebagai seorang guru aku pun menyadari bahwa aku adalah
sumber ilmu pengetahuan bagi siswa-siswiku. Tentu saja aku nggak bisa hanya
mengajarkan ilmu pengetahuan dari masa lalu, tetapi juga harus ilmu terbaru.
Sebab, ilmu pengetahuan terus berkembang dari waktu ke
waktu. Memilih menjadi seorang guru artinya aku harus siap belajar hal baru dan
menguasai beragam keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.
Guru Dituntut Cakap Teknologi, Motivasi atau Tantangan?
Pendidikan abad ke-21 mengalami perubahan yang sangat
mencolok dibanding abad sebelumnya. Di mana pembelajaran abad ke-21 menuntut
banyak hal dari seorang guru, khususnya dalam hal penguasaan kemampuan dan
keterampilan memanfaatkan teknologi.
Terlebih saat badai Covid-19 menaklukkan dunia, kegiatan belajar mengajar jadi nggak bisa dilakukan secara tatap muka, sebagai gantinya harus dilakukan secara daring melalui aplikasi seperti Zoom, Google Meet atau sejenisnya.
Nggak bisa dipungkiri, pada mulanya kegiatan pembelajaran
terasa amat sulit dan nggak bisa berjalan efektif.
Selain karena banyaknya wali murid yang kesulitan memahami
penggunaan aplikasi belajar, aku juga masih harus menyesuaikan bagaimana
menyampaikan materi pembelajaran secara online tapi mudah dimengerti anak-anak.
Sehingga aku yang awalnya membutuhkan laptop hanya untuk
menyelesaikan tugas administrasi guru seperti menyusun RPP dan mengolah nilai, sekarang
aku jadi membutuhkan laptop untuk melakukan segala hal. Bahkan di saat kegiatan
belajar mengajar mulai berangsur normal seperti sekarang
Entah motivasi atau tantangan, aku sendiri bingung
menempatkannya. Yang jelas menguasai
teknologi dan memahaminya saat ini adalah sebuah keharusan.
Sebagai guru era digital yang nggak mau ketinggalan zaman
dan mampu mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan siswa, aku pun nggak hanya
mengikuti pelatihan yang selenggarakan secara offline tetapi juga online
seperti yang diadakan oleh Ruang Guru, GuruInovatif.id, maupun platform belajar
online lainnya.
Ada beragam topik yang tersedia, tapi yang paling sering aku
ikuti adalah topik yang berkaitan dengan pembuatan media pembelajaran berbasis
teknologi.
Keberadaan media pembelajaran ini sangat penting dalam
aktivitas belajar. Tujuannya untuk meningkatkan minat dan kemudahan memahami
materi bagi siswa SD. Kenapa?
Karena anak-anak usia SD belum mampu berpikir abstrak. Sebagai
gantinya aku harus memvisualisasikan materi yang aku ajarkan dalam bentuk yang
lebih nyata atau konkrit.
Siapa Bilang Jadi Guru Sekolah Dasar (SD) itu Mudah? Intip Dulu Tantangannya!
Dari mulai kuliah sampai menjadi guru SD, aku masih cukup
sering menerima pernyataan yang agak tidak mengenakan seperti di bawah ini.
“Tes masuk PGSD
berarti gampang dong, kan materi pelajarannya masih dasar-dasar aja.”
“Kalo PGSD yang
dipelajari pelajaran kaya anak-anak SD juga kan? Enak dong. Nggak setres.”
“Gampang ya jadi guru SD pelajarannya masih dasar. Apalagi kalo kelas 1 atau kelas 2, paling mentok-mentok ngitung 1+2.”
Kenyataannya, materi siswa SD nggak sesederhana itu. Belum lagi ditambah guru SD harus menguasai semua mata pelajaran. Rasanya tuh sama kaya aku yang dulu di SMA ambil jurusan IPS tapi disuruh menelan pelajaran IPA juga.
Jadi kalau ada yang berpikir siswa SD belajar 1+2 lantas gurunya juga belajar hal yang sama, maka ini salah besar!
Bukan hanya belajar materi-materi dasarnya aja loh, tapi lebih
ke bagaimana aku bisa menanamkan konsep itu kepada siswa yang masih dalam tahap
berpikir konkrit.
Ini jelas membutuhkan kreativitas tingkat tinggi. Aku berani
bertaruh, kemampuan yang dimiliki guru SD nggak hanya terbatas pada 1 bidang
aja, sebab guru SD selalu dituntut untuk jadi serba bisa.
Misalnya, saat mengenalkan materi bangun datar aku bisa jadi
tukang bangunan dadakan. Karena agar siswa dapat melihat, menyentuh dan meraba
bangun datar secara langsung aku harus membuat media pembelajaran berupa
macam-macam bangun datar menggunakan triplek atau bahan sejenisnya, lalu mengecat
dengan aneka warna agar lebih menarik.
Aku juga pernah membuat media pembelajaran berupa alarm
pendeteksi banjir. Kali ini aku mendadak jadi ahli kelistrikan. Dengan
bermodalkan tutorial di Google, aku berhasil merakit baterai, dinamo, lampu,
kabel dan bahan-bahan lainnya menjadi sebuah alarm pendeteksi banjir sederhana.
Namun, sejak pasukan Covid berhasil menguasai Indonesia, aku
berganti dituntut untuk jago membuat media pembelajaran berbasis teknologi. Konten
pembelajarannya harus dibuat semenarik mungkin dengan menggabungkan teks,
gambar, animasi, video, audio dan sejenisnya.
Karena nggak cuma kebermanfaatannya, media pembelajaran yang
dibuat untuk siswa SD juga harus memperhatikan visualisasi yang menarik
Untuk membuatnya aku memanfaatkan aplikasi-aplikasi seperti
Swish Max, Macromedia Flash Player dan Adobe After Effect. Aplikasi-aplikasi itu
nggak aku install secara bersamaan ya. Soalnya laptopku nggak mendukung kalau
dipaksa untuk menampung mereka semua. Hehehe.
Di bawah ini contoh media pembelajaran interaktif yang
pernah aku buat menggunakan Swishmax. Selain Swishmax aku juga pakai bantuan
Photoshop, tapi hanya untuk mengubah posisi kaki dan kepala si kucing.
Sorry, ya, kalo kelihatannya masih kaku, hehehe.
Selain aplikasi kelas berat seperti yang aku sebutkan
sebelumnya, ada juga beberapa media ajar interaktif yang aku buat dengan hanya bermodalkan
Ms. Power Point. Salah satu contohnya aku tampilkan dalam video di bawah ini.
Bikin media ajar interaktif lewat Ms. Power Point jadi
tantangan tersendiri karena fitur-fiturnya yang sangat terbatas.
Banyak juga yang bertanya-tanya, pakai Ms. Power Point tapi
kok tampilannya bisa kaya aplikasi gitu?
Tahu nggak? Rahasianya itu terletak pada bagaimana aku menyusun
rangkaian animasi agar bisa muncul dan menghilang sesuai waktu yang diinginkan.
Perhatikan kotak berwarna ungu.
So, gimana? Kalau masih ada yang bilang jadi guru SD itu gampang
karena berpikir cuma belajar 1+2, mohon direnungkan kembali ya.
Karena selain tantangan menghandel siswa SD yang lebih sulit
diatur dibanding anak dewasa, aku juga harus melek teknologi agar bisa
berkreasi membuat media pembelajaran digital yang mampu meningkatkan minat
belajar dan menarik perhatian siswa.
Tentu saja aku butuh laptop yang memadai untuk mengerjakan
semua itu.
Saat ini sudah banyak bermunculan aplikasi-aplikasi dengan
versi terbaru yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran. Namun aku
masih bertahan menggunakan aplikasi lama yang tidak membutuhkan banyak ruang
penyimpanan.
Kalau ditanya, ya sebenarnya aku ingin sekali mengupgrade
aplikasi yang aku gunakan untuk membuat media pembelajaran saat ini dengan yang
lebih canggih.
Aku sudah pernah mencoba menginstall aplikasi Adobe
Animation, sayangnya laptopku nggak kompatibel karena aplikasi Adobe Animation
hanya bisa diinstall pada windows dengan sistem operasi 64-bit, sementara
laptopku hanya 32-bit.
Dulu penggunaan perangkat teknologi belum semasif sekarang.
Ketika kuliah dan ditanya ingin laptop seperti apa aku hanya bilang: yang murah aja, yang penting bisa dipakai untuk mengetik. Aku sama sekali nggak berpikir
kalau dunia bakal berubah sedrastis ini.
Dan kalau sekarang kembali ditanya ingin laptop seperti apa,
maka aku sangat membutuhkan laptop yang mendukung aktivitas belajar dan
bekerja.
Dan... kriteria laptop yang aku butuhkan di atas akhirnya dijawab oleh ASUS dalam wujud ASUS ExpertBook B3 Flip. Laptop yang baru aja dirilis pada Juni 2022 ini dibuat untuk mendukung aktivitas belajar dan bekerja di era new normal.
Sebagai perusahaan terbaik dan terkemuka, ASUS memang nggak pernah berhenti
berinovasi dengan selalu berupaya menghadirkan laptop yang sesuai perkembangan
zaman dan kebutuhan konsumennya.
Kira-kira gimana jadinya ya kalau aktivitas belajar dan
mengajarku didukung sama ASUS ExpertBook B3 Flip?
Yuk, intip sama-sama.
Kencang dan
Andal, Partner Sempurna untuk Mendukung Aktivitas Belajar dan Bekerja
ASUS
ExpertBook B3 Flip adalah partner yang sempurna untuk mendukung berbagai
aktivitas di era new normal.
Nggak
hanya melancarkan aktivitas belajar, tugas-tugas pekerjaan pun bakal lebih
ringan, mudah dan cepat terselesaikan karena Laptop Bisnis ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11
terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ
graphics yang diklaim punya performa olah grafis yang jauh lebih kencang
dibanding pendahulunya.
Dengan
spesifikasi ini pasti mendukung banget kalau digunakan untuk mengolah media
pembelajaran interaktif. Juga nggak perlu takut mendadak lemot walau dipakai
membuka banyak jendela windows sekaligus, karena ASUS ExpertBook B3 Flip sudah
dibekali dengan memori DDR4 berkapasitas
16GB yang masih bisa diupgrade hingga
48GB. Lapang banget kan?
Apalagi ditambah dengan penyimpanan berupa SSD berjenis M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 yang berkapasitas hingga 1TB dijamin membuat performa ASUS
ExpertBook B3 Flip makin wes hewes-hewes…
Bablassss.
Ketangguhan Tingkat Dewa, Aman Dibawa ke Mana Aja
Setelah dimanjakan dengan performa yang mumpuni, memiliki ASUS
ExpertBook B3 Flip juga akan dilingkupi rasa aman ketika bepergian dengan
membawa laptop tanpa perlu khawatir terjadi kerusakan akibat benturan maupun
guncangan sehari-hari.
Tahu sendiri kan? Kondisi jalan tuh nggak ada yang
semulus benang sutra. Setiap pengendara harus siap menghadapi berbagai jenis
tikungan, gundukan, lubang, polisi tidur dan sebagainya.
Namun, itu bukan masalah bagi pengguna ASUS ExpertBook
B3 Flip, karena laptop ini udah melalui berbagai proses pengujian ekstrem.
Nggak tanggung-tanggung ASUS ExpertBook B3 Flip udah mengantongi sertifikasi
lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL STD-810H).
Berbagai pengujian ektrim yang udah dilalui meliputi:
- Uji temperatur tinggi pada suhu 32 oC – 49 oC selama 3 hari penuh dalam kondisi laptop menyala
- Uji temperatur rendah pada suhu -21 oC – 32 oC selama 3 hari penuh juga dalam kondisi laptop menyala
- Uji kejutan temperatur pada suhu -51 oC – 71 oC dengan waktu transisi hanya 1 menit
- Uji kelembapan temperatur pada suhu 30 oC dan 60 oC selama 10 hari pada kelembapan relatif 95%
- Uji ketinggian hingga 15.000 kaki dengan suhu antara 5 oC – 40 oC untuk mensimulasikan tekanan dan ketahanan suhu
- Uji ketahanan terhadap pasir dan debu pada suhu antara 25±2 oC – 60±2 oC dengan kepadatan debu sampai 10±7 g/m3 selama 12 jam
- Uji vibrasi dengan getaran fisik sebesar 10 – 500Hz ke segala arah selama 1 jam penuh
- Uji jatuh dari ketinggian 122 cm sebanyak 26 kali
- Uji kejutan menahan total hingga 18 sumbu dan arah guncangan gravitasi
Dan nggak hanya melewati pengujian dengan standar militer AS, ASUS ExpertBook B3 Flip juga harus melalui berbagai tes internal yang nggak kalah ketat, seperti siklus buka tutup hingga 30.000 kali, siklus uji port hingga 15.000 kali, tekanan sebesar 25 kg dan dijatuhkan dari ketinggian 120 cm seperti kecelakaan meja dalam kondisi laptop menyala.
Melihat betapa ketatnya quality control yang dilalui
ASUS ExpertBook B3 Flip, aku jadi nggak merasa khawatir lagi kalau harus
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan di luar kota.
Menurutku ASUS ExpertBook B3 Flip adalah definisi laptop
yang benar-benar dirancang dengan ketangguhan luar biasa agar mampu bertahan di
kondisi apapun. Laptop ini didesain dengan konstruksi yang sangat kokoh. Memiliki braket keyboard internal, braket baja
pada port I/O, dan lapisan kedap air untuk mengatasi tumpahan cairan pada
keyboard hingga 300 cc.
Produktif di Mana Saja Tanpa Khawatir Kehabisan Baterai
dan Koneksi Internet Tidak Stabil
Selain laptop dengan kinerja yang andal, hal nggak kalah
penting yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas belajar dan bekerja meski
dipisahkan jarak adalah koneksi internet yang kencang dan stabil.
Nah, untuk menyokong kelancaran dua aktivitas tersebut, ASUS
ExpertBook B3 Flip menawarkan WiFi 6
dengan teknologi ASUS WiFi Master
yang menjamin koneksi WiFi bakal jauh lebih kencang dari yang dibayangkan.
Lalu saat bepergian jauh dan terputus dari jangkauan WiFi—mengingat
jaringan WiFi punya batas jangkauan—aku bisa mengandalkan konektivitas 4G LTE di manapun berada. Ini fitur
yang menarik banget. Nggak kalah keren dari smartphone, ASUS ExpertBook B3 Flip
secara otomatis bakal terhubung ke jaringan internet setelah dipasangkan kartu SIM aktif yang udah diisi pulsa
atau kuota.
Dan seolah mendukung impian sang guru pembelajar yang
membutuhkan laptop yang mampu bertahan hingga berjam-jam, ASUS ExpertBook B3
Flip dibekali dengan baterai berkapasitas 50WHrs.
Sehingga aktivitas belajar dan bekerja bisa dilakukan sampai tuntas kapan aja
dan di mana aja tanpa harus mikir cari colokan sana sini.
Kalaupun lupa isi daya lalu kehabisan baterai pun nggak
perlu khawatir, karena ASUS ExpertBook B3 Flip udah mengantisipasi hal itu
dengan menanamkan port
Thunderbolt 4 USB Type-C, sehingga pengisian daya bisa dilakukan melalui
powerbank ataupun adapter yang biasa dipakai untuk mengisi daya baterai ponsel.
Didukung juga dengan bodynya yang nggak terlalu berat
yaitu 1.61 kg serta ukuran dimensi 32.90 x 22.39 x 1.92 ~ 1.95 cm
membuat ASUS ExpertBook B3 Flip nyaman kalau aku bawa bolak-balik dari rumah ke
sekolah ataupun menghadiri pelatihan jika sedang ada jadwal pelatihan. Nggak
sampai bikin punggung encok!
Fleksibel dan Praktis, Bisa Digunakan dalam Mode Apapun
Sesuai Kebutuhan
Punya laptop yang bodynya dapat diputar 360o dan
layarnya bisa disentuh pakai jari rasanya itu kaya lagi dimanja sama orang yang
dicinta.
Dan sebagai perangkat pendukung yang menyandang gelar favorit, beginilah ASUS ExpertBook B3 Flip memanjakan pemiliknya. Dengan desain convertible dan dukungan touch screen, ASUS ExpertBook B3 Flip benar-benar menawarkan pengalaman terbaik saat belajar dan bekerja.
Berkat engsel 360o nya, laptop ini dapat
diposisikan dengan berbagai skenario penggunaan. Mulai dari mode berdiri, mode
tenda dan mode tablet bebas dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalnya, mode tablet akan sangat membantuku dalam
menjelaskan materi yang sulit dimengerti oleh anak-anak. Agar lebih mudah
dipahami aku bisa menerangkan materi secara perlahan sambil menggambar sketsa
di layar menggunakan stylus opsional.
Stylus ini tersimpan di tempat khusus pada body laptop untuk
mengurangi kemungkinan risiko kehilangan. Nah, saat sedang disimpan pada
tempatnya, maka secara otomatis stylus akan melakukan pengisian daya. Tahu
nggak? Hanya dengan pengisian daya selama 15 detik, stylus bisa digunakan
sampai 45 menit loh.
Dukungan Dual Camera dan Sejumlah Fitur Cerdas, Sukseskan
Pembelajaran dan Konferensi Jarak Jauh
Belajar dan bekerja secara hybrid
yang dulunya dianggap tantangan kini justru jadi kemudahan berkat semakin
canggihnya perangkat teknologi. Nggak main-main, ASUS ExpertBook B3 Flip bahkan
menawarkan dual camera beresolusi tinggi.
Satu adalah webcam standar beresolusi 720p HD yang menghadap pengguna, paling cocok digunakan untuk pembelajaran maupun konferensi jarak jauh. Dan satu lagi adalah kamera beresolusi tinggi 13 MP yang terletak tepat di atas keyboard. Ini adalah posisi ideal untuk mengambil foto ataupun video dalam mode tenda dan tablet.
Pertemuan daring di kondisi minim
cahaya pun nggak jadi masalah, sebab ASUS ExpertBook B3 Flip juga menyematkan Teknologi 3D noise-reduction (3DNR) yang
sanggup mengurangi noise acak yang mempengaruhi kamera secara alami hingga 94%
tanpa mengorbankan tingkat eksposur atau detailnya.
Dan nggak hanya dukungan dual
camera yang memungkinkan banyak tugas dapat terselesaikan dengan lebih efisien,
pembelajaran dan konferensi jarak jauh juga bisa lebih dimaksimalkan lagi
berkat tersematnya fitur two-way AI
noise-canceling audio.
Sesuai dengan namanya, fitur ini
sanggup meredam suara bising dari dua arah sekaligus, yaitu suara bising di
sekitar mikrofon (upstream) dan
suara bising dari lawan bicara (downstream).
Sehingga suara yang dihasilkan akan lebih jernih meskipun area sekitar
sedang bising. Nggak lupa dilengkapi dengan fitur Microphone mute key, audio pun bisa dinonaktifkan hanya dengan satu
kali ketukan.
Ada juga fitur tambahan lain
berupa lampu LED kecil dan terang di bagian sampul atas ASUS ExpertBook B3 Flip
yang akan menyala secara otomatis saat laptop sedang digunakan untuk melakukan
pembelajaran online. Dengan status
indikator LED ini, orang lain yang mencoba menghubungi akan tau kalau aku
lagi nggak bisa diganggu.
Laptop dengan Perlindungan Menyeluruh, Nyaman Digunakan dan Aman untuk Kesehatan
Saat ini, berada di depan laptop
seharian sudah jadi rutinitas sehari-hari. Tentu saja kebiasaan ini bisa
mengganggu kesehatan mata. Kalau hanya mata lelah sih masih bisa diistirahatkan
sejenak, tapi kalau udah sampai pada tahap ekstrem seperti minus, risikonya
hampir nggak bisa disembuhkan. Kabar buruknya kondisi mataku saat ini nggak hanya
minus tapi juga silinder.
Maka dari itu, aku butuh laptop
seperti ASUS ExpertBook B3 Flip yang layarnya sudah dilengkapi dengan Eye Care tersertifikasi TÜV Rheinland.
Di mana teknologi ini mampu mengurangi paparan radiasi sinar biru yang
membahayakan kesehatan mata secara drastis.
Seperti yang kita tau, paparan
sinar biru yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan mata. Paling sederhananya
mata berubah kemerahan dan pedih. Kalau sudah begini biasanya bakal berakhir
dikucek-kucek dengan jari, berharap rasa pedihnya bisa segera hilang.
Disadari atau tidak, kebiasaan
ini juga sama bahayanya loh. Apalagi jari-jari yang dipakai mengucek mata tadi
habis digunakan menekan tuts keyboard, tempat yang berpotensi ditumbuhi ribuan
bakteri berbahaya.
Namun, pengguna ASUS ExpertBook
B3 Flip lagi-lagi bisa merasa jauh lebih tenang karena permukaan laptop mulai
dari keyboard, touchpad, dan palm rest telah dilindungi oleh ASUS Antibacterial Guard dengan standar ISO 22196 yang diklaim mampu
menghambat laju pertumbuhan bakteri lebih dari 99% selama 24 jam.
Permukaan tersebut dapat
dibersihkan dan dilap dengan aman menggunakan air asam hipoklorit atau alkohol
dari botol semprot hingga 3 cc untuk memastikan permukaan ASUS ExpertBook B3
Flip tetap higienis.
Dibekali Keamanan Ketat untuk Menjaga Kerahasiaan Data dan Mencegah Tindak Kejahatan
Data yang tersimpan di laptop
boleh dikatakan jauh lebih bernilai daripada laptop itu sendiri. Itulah mengapa
ASUS ExpertBook B3 Flip memiliki sistem keamanan yang ketat. Tujuannya untuk
melindungi data pribadi dan informasi-informasi penting yang tersimpan di
dalamnya.
Untuk memastikan nggak ada orang
lain yang bisa mengakses laptop tanpa izin, ASUS ExpertBook B3 Flip sudah
menyematkan fitur finger print sensor
yang tertanam di tombol daya. Fitur ini berfungsi untuk membaca sidik jari
pemiliknya. Jadi, untuk mengakses laptop ini nggak perlu lagi mengetikkan kata
sandi yang berpotensi diintip oleh orang lain.
Begitupun ketika sedang tidak menggunakan kamera,
pengguna nggak perlu was-was ada pengintip yang menyusup diam-diam karena
ExpertBook B3 Flip memiliki perisai yang dapat digeser ke posisi terbuka jika
hendak menggunakan kamera dan kembali menutupnya setelah selesai.
Sementara untuk mengamankan data
dari kejahatan siber, ASUS ExpertBook B3 Flip dibekali fitur enkripsi berupa
chip TPM (Trusted Platform Module).
Chip TMP 2.0 yang tersemat pada ASUS
ExpertBook B3 Flip ini berfungsi melakukan proteksi terhadap data-data penting
pengguna.
Data yang sudah dienkripsi nggak
akan mudah dibobol oleh siapapun. Jadi, semisal tiba-tiba laptop hilang dibawa
kabur pencuri, lalu pencuri tersebut mencoba membongkar kepingan SSD untuk
dipasang di laptop lain, maka data-data di dalamnya nggak akan bisa terbaca
karena SSD tersebut hanya bisa berfungsi di satu laptop saja.
Namun, kejadian pencurian ini
sangat minim bahkan hampir nggak mungkin terjadi pada ASUS ExpertBook B3 Flip karena
laptop ini punya keamanan tambahan lain berupa slot kunci Kensington. Bentuknya menyerupai kawat atau kabel,
digunakan untuk mengunci laptop dengan cara ditautkan ke benda lain sehingga
membuat laptop tidak bisa dibawa kabur pencuri.
Laptop dengan keamanan
berlapis-lapis inilah yang sangat dibutuhkan oleh seorang guru untuk melindungi
data-data penting, seperti soal ulangan/ujian, nilai hasil belajar siswa, data
pribadi siswa, data orang tua siswa dan sebagainya agar nggak disalahgunakan
oleh orang-orang yang nggak bertanggung jawab.
Dukungan Sejumlah Fitur Menarik untuk Menciptakan Pengalaman Mengetik Terbaik
Banyak yang mengira jadi guru itu
enak karena bisa pulang lebih cepat dibanding profesi lain. Sayangnya nggak
banyak yang tau kalau di balik layar guru masih punya setumpuk tugas yang
menyita waktu.
Oleh karenanya, aku membutuhkan
laptop yang dapat memberikan service terbaik untuk meringankan tugas-tugas
pekerjaan, salah satunya dalam urusan ketik-mengetik.
Dan seolah menjawab tantangan
tersebut, ASUS ExpertBook B3 Flip menawarkan sejumlah fitur menarik. Untuk
kemudahan mengolah angka, sudah disiapkan fitur NumberPad 2.0 yang dapat mengubah touchpad menjadi numpad hanya
dengan satu sentuhan. Dengan fitur cerdas ini aku juga tetap bisa mengontrol
kursor bahkan saat NumberPad 2.0 diaktifkan.
Dilengkapi juga dengan Backlit Keyboard, sehingga tugas-tugas pekerjaan bisa dikerjakan di
mana saja dan kapan saja dalam kondisi minim cahaya hingga mati lampu
sekalipun. Bahkan ketika ingin melakukan
screenshot, mengaktifkan webcam, mematikan mikrofon dan beberapa tugas
lainnya bisa dilakukan hanya dengan menekan tombol fungsi.
Konektivitas Lengkap untuk Terhubung dengan Berbagai Perangkat Eksternal
Sebagai laptop yang dirancang untuk memberikan kinerja
terbaik, ASUS ExpertBook B3 Flip telah dibekali dengan port O/I (Output/Input)
yang lengkap untuk terhubung dengan berbagai perangkat eksternal.
Ada 2 port
Thunderbolt 4 USB Type-C yang mendukung teknologi USB power delivery
sehingga pengisian dayanya bisa dilakukan melalui adapter yang sangat ringkas.
Hal itu mempengaruhi kecepatan transfer data laptop ini hingga mencapai 40
Gbps, output tampilan 4K, dan pengisian cepat.
Di laptop ini juga ada port USB Type-A dan output HDMI.
Disertakan juga Kensington lock slack untuk mengunci laptop agar tidak
dicuri. Serta tidak ketinggalan Audio
Combo Jack, kartu microSD dan nano
SIM combo.
Jumlah port menjadi satu dari sekian hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum membeli laptop. Walaupun tidak semuanya digunakan
setiap hari, port-port ini harus dipastikan lengkap untuk memaksimalkan
fungsinya.
Makin Produktif Berkat Serangkaian Fitur Link to MyASUS
MyASUS adalah
aplikasi multi fungsi yang secara default sudah terinstal di semua laptop ASUS.
Nah, untuk meningkatkan produktivitas ada Fitur
Link to MyASUS yang siap diandalkan di berbagai kesempatan.
Fitur Link to MyASUS
mampu mengintegrasikan PC ASUS dengan perangkat smartphone. Dengan fitur ini, berbagi
berkas dari laptop ke smartphone bisa dilakukan dalam waktu sekejab, mulai dari
foto, video, maupun tugas-tugas pekerjaan seperti RPP dan Silabus pembelajaran.
Nggak hanya berbagi berkas, berbagi URL lewat Link to MyASUS juga jadi lebih mudah
dilakukan. Ini sangat bermanfaat saat aku akan mengadakan pembelajaran online.
Bahkan ketika sedang berada di luar, aku masih bisa mengakses
berkas-berkas yang tersimpan di PC ASUS lewat ponsel. Jadi semisal ada guru
lain yang meminta contoh lembar penilaian, aku bisa mengirimkannya dengan
segera.
Untuk detail lengkap tentang apa saja yang bisa dilakukan lewat Link to MyASUS bisa dilihat pada video di bawah ini.
Layanan Garansi Istimewa
ASUS ExpertBook B3 Flip masuk sebagai salah satu jajaran laptop bisnis, sehingga service yang diterima tergolong istimewa.
Selain memiliki garansi selama 2 tahun, ASUS juga akan
memberikan ADP (Accidental Damage Protection) yaitu layanan perbaikan
tanpa biaya tambahan akibat kecelakaan tidak disengaja. Layanan ini bisa diklaim
sebanyak 1 kali selama layanan masih berlaku.
Nah, saat hendak melakukan perbaikan, ASUS telah menyiapkan
layanan penjemputan unit laptop yang akan diservis. Begitupun ketika telah
selesai diperbaiki, teknisi akan kembali mengantarkan unit laptop tersebut ke
rumah.
Belum lagi ditambah dengan garansi internasional yang
berlaku selama 3 tahun yang mencakup lebih dari 50 negara. Dengan berbagai
layanan garansi tersebut, tentu akan memberikan banyak kemudahan dan keuntungan
selama penggunaan laptop.
Laptop yang Tepat untuk Mewujudkan Misiku sebagai Guru Pembelajar
Aku pertama kali membeli laptop ASUS pada waktu diterima
kuliah tahun 2014. Alasan kenapa aku memilih brand ASUS bermula saat ada yang
bilang: banyak variasi laptop ASUS yang harganya murah, tapi kualitasnya juara.
Dan benar aja, laptop yang aku beli pada saat itu masih bisa aku gunakan sampai sekarang, hal yang kemudian membuat aku jatuh cinta dengan ASUS.
Jika diberi kesempatan memiliki laptop baru, aku akan memilih laptop yang
paling sesuai dengan kebutuhanku saat ini, yaitu ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402).
Laptop ini sangat cocok digunakan untuk belajar dan bekerja. ASUS ExpertBook B3 Flip akan menjadi partner sempurna untuk aku yang berprofesi sebagai guru.
Bahkan bukan hanya guru, tapi
juga bagi pelajar, mahasiswa, dosen maupun kalangan profesional lain yang
membutuhkan laptop untuk mendukung aktivitas belajar sekaligus bekerja.
Kalau kamu sudah baca ulasanku di atas, kamu pasti setuju
kalau ASUS ExpertBook B3 Flip benar-benar andal, kencang, tangguh, cerdas,
multitasking, mumpuni dan banyak lagi sebutan yang cocok untuknya.
Tentu, aku akan merasa jadi guru paling beruntung seandainya
aktivitas belajar dan bekerjaku didukung oleh ASUS ExpertBook B3 Flip. Dengan segala keunggulan yang ditawarkan laptop ini, aku bisa lebih memaksimalkan potensi yang aku
miliki dan mewujudkan misi-misiku.
Sebagai guru pembelajar aku memiliki misi terus memperkaya diri dengan ilmu dan
mencerdaskan siswa-siswiku.
Bismillah… semoga saja keinginanku memiliki laptop baru bisa
segera terwujud.
Nah, sekarang bagaimana denganmu? Apakah kamu juga butuh teknologi pendukung untuk belajar dan bekerja? Kalau ya, kamu wajib mempertimbangkan ASUS ExpertBook B3 Flip untuk dijadikan kawan aktivitasmu.
Referensi: