Apr 23, 2021

Kamu Tidak Sendiri, Yuk Selamatkan Bumi dari Sampah Bersama Waste4Change


Kata sampah mengacu pada materi yang tidak lagi kita gunakan, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, baik yang mudah terurai maupun sulit terurai, yang kemudian dikelola di tempat daur ulang, pemrosesan, ataupun pembuangan.

Namun, pembuangan limbah padat menjadi masalah serius dan telah menyebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), saat ini di negara kita telah menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton per tahunnya.

Tidak dapat dielak lagi, fakta di atas menunjukkan bahwa kita telah menghasilkan terlalu banyak sampah tapi tidak dapat mengatasinya secara berkelanjutan. Terlebih pada masa pandemi saat ini, Indonesia mengalami lonjakan sampah secara signifikan yang disebabkan oleh ketergantungan besar masyarakat terhadap layanan delivery-order atau belanja online.

Beberapa dampak negatif sampah | ilustrasi pribadi

Jika budaya pakai-buang ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin limbah atau sampah yang dihasilkan tersebut akan merusak dan mempengaruhi lingkungan dengan berbagai cara, seperti timbulnya berbagai macam bencana, berdampak negatif bagi flora dan fauna, serta merugikan kesehatan kita sendiri.

Nah, sampai di sini sudah sepatutnya kita sadar akan kondisi akut yang sedang melanda bumi kita. Dan hal itu juga sepertinya cukup menjadi alasan paling kuat mengapa kita perlu mempelajari tentang sistem pengelolaan sampah yang tepat, yaitu untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap lingkungan.

Bagaimana sistem pengelolaan sampah di lingkungan tempat tinggalmu?

Untuk memastikan bagaimana tata kelola sampah di lingkungan tempat saya tinggal, saya pun melakukan observasi selama sepekan dimulai dari tanggal 18 hingga 24 Maret 2021. Observasi tersebut berlangsung di beberapa tempat, meliputi daerah perumahan, rumah kos mahasiswa, mini maket, sekolah, taman dan perkantoran di Kota Samarinda.

Pada minggu awal, observasi saya lakukan di perumahan warga, rumah kos mahasiswa dan minimarket. Hasil observasi menunjukkan masih minimnya kesadaran masyarakat tentang tata kelola sampah yang baik dan benar. Umumnya masyarakat masih mencampur semua jenis sampah dalam tempat sampah tunggal.

Persentase rata-rata di minggu awal observasi | ilustrasi pribadi

Berdasarkan hasil observasi, komposisi sampah rumah tangga didominasi oleh sampah organik, namun rumah tangga juga menghasilkan sampah residu dengan persentase paling besar yaitu 7% yang didominasi oleh tisu basah dan popok bayi.

Perbedaan yang cukup signifikan ditunjukkan oleh kos mahasiswa dan minimarket yang menyumbang lebih banyak sampah anorganik (plastik) daripada jenis sampah lainnya. Di mana kos mahasiswa menghasilkan 40% anorganik (plastik) yang didominasi oleh plastik makanan ringan, botol minuman, dan produk kosmetik. Sementara itu minimarket menghasilkan sampah anorganik (plastik) dengan jumlah paling besar, yang didominasi oleh botol minuman dan makanan ringan.

Persentase rata-rata di minggu akhir observasi | ilustrasi pribadi

Pada minggu akhir, observasi saya lakukan di sekolah, taman dan perkantoran. Pengelolaan sampah di ketiga sektor ini umumnya telah dilakukan dengan baik dan benar yaitu dengan disediakannya lima jenis kotak sampah untuk masing-masing kategori diantaranya, organik, anorganik (kertas), anorganik (plastik), B3, dan residu.

Sayangnya, permasalahan lain muncul ketika anak-anak di sekolah masih kesulitan dalam membedakan mana sampah yang termasuk dalam kategori anorganik, B3, dan residu. Hal serupa juga terjadi di tempat rekreasi (taman), namun dengan persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak di sekolah.

Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi peliknya masalah sampah di lingkungan kita?

Waste4Change menjawab permasalahan sampah lewat beragam layanan yang dihadirkan

Kita memiliki peran penting yang harus dimainkan dalam mengelola sampah untuk menjadikan bumi ini menjadi tempat yang lebih baik. Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah siapa yang paling bertanggung jawab atas pengelolaan sampah? 

Tidak sampai di situ, peningkatan jumlah sampah membuat pertanyaan besar lainnya pun muncul, lalu bagaimana cara kita mengelola sampah yang jumlahnya terus menanjak?

Pada umumnya sistem pengelolaan sampah yang kita lakukan yaitu sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Masalah muncul ketika TPA tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung jumlah sampah yang bertambah setiap harinya.

Permasalahan di atas kemudian mendorong terciptanya pendekatan yang berbeda dalam sistem pengelolaan sampah. Adanya Waste Management Indonesia telah mengubah sistem pengelolaan sampah menjadi lebih efektif dan efisien.

Waste4change solusi tepat mengatasi masalah sampah | ilustrasi pribadi

Hadirnya Waste4Change berhasil menjadi solusi untuk mengurai masalah sampah di TPA. Waste4Change merupakan kewirausahaan sosial yang menawarkan jasa layanan sebagai solusi terhadap permasalahan sampah. Empat inti usaha Waste4Change yaitu consult, campaign, collect, dan create.

Kini Waste4Change telah resmi hadir di 9 kota dan 1 provinsi di Indonesia.


Lalu apa saja layanan dari Waste4Change yang siap berkenalan denganmu?

  1. Responsible Waste Management
    Waste4Change menyediakan layanan pengelolaan sampah yang melayani kawasan gedung, perusahaan hingga pelaku usaha. Melalui penerapan layanan Responsible Waste Management secara langsung perusahaan telah berkontribusi dalam mengurangi gunungan sampah yang berakhir di TPA. Hal itu tentu akan meningkatkan citra perusahaan dan diikuti pula dengan tumbuhnya kesadaran karyawan terhadap permasalahan sampah.

    Selain keuntungan di atas, perusahaan juga akan menerima fasilitas dari Waste4Change berupa kantong sampah untuk mendukung pemilahan sampah, pelatihan induksi teknis sebanyak satu kali, pengangkutan sampah dalam kondisi terpilah dan laporan tentang alur sampah secara berkala.

  2. 3R School Program
    Sesuai dengan namanya, 3R School Program hadir dengan program yang dirancang untuk mendorong kesadaran siswa dalam pengelolaan sampah melalui penerapan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle. Melalui layanan ini Waste4Change berperan sebagai fasilitator di mana para siswa nantinya akan didampingi selama proses kegiatan.

    3R School Program telah tersedia untuk setiap sekolah di Indonesia. Hal ini dapat membantu tiap-tiap sekolah untuk dapat berkontribusi penuh dalam mengolah sampah guna menjaga lingkungan dari kerusakan. Dengan diselenggarakannya program ini tentu saja dapat meningkatkan pengetahuan siswa maupun guru mengenai pengelolaan sampah yang bijak dan bertanggung jawab.

  3. Personal Waste Management
    Layanan yang juga tidak kalah menariknya yaitu Personal Waste Management. Di mana kita hanya perlu melakukan pemilahan sampah sesuai jenisnya. Kita juga tidak perlu khawatir akan kerumitan prosesnya karena Waste4Change menyediakan 2 recycle trash bags lengkap dengan panduan dan tata cara pemilahan sampah.

    Nantinya pihak Waste4Change akan melakukan pengangkutan sampah yang sudah dipilah setiap minggu atau 2 minggu sekali sesuai jangka waktu yang dipilih pelanggan. Harga yang ditawarkan setiap paketnya sangat beragam, sehingga kita dapat memilih paket yang paling sesuai dengan kebutuhan kita. 

    Saat ini Waste4Change menerima beragam jenis sampah anorganik kertas dan non kertas, tapi belum untuk jenis sampah organik. Namun kita tidak perlu khawatir bagaimana sampah organik kita akan berakhir, karena Waste4Change telah menghadirkan produk peralatan dan perlengkapan pengompasan yang bisa kita lakukan sendiri di rumah.

Yuk, bersama kita selamatkan bumi dari sampah demi hari esok yang lebih baik!

Bayangkan jika semua orang di dunia ini memutuskan untuk membuang semua sampah yang mereka hasilkan ke tempat pembuangan tanpa melakukan daur ulang. Bukankah tempat pembuangan tersebut akhirnya akan mengalami kesesakan sementara populasi manusia semakin bertambah setiap harinya?

Aneka sampah anorganik | dokumentasi pribadi

Jadi, daripada membuang sampah anorganik kertas dan plastik misalnya kardus, botol minuman, botol skincare atau peralatan make up lainnya lebih baik kita memilah kemudian mengirimkan barang-barang tersebut melalui layanan Send Your Waste dari Waste4Change untuk memastikan sampah yang kita hasilkan didaur ulang dengan bijak dan bertanggung jawab.

Dan selain beberapa layanan yang telah disebutkan di atas, Waste4Change juga menawarkan beragam layanan lain untuk perusahaan maupun individu seperti Extended Producer Responsibility dan Community Development yang memiliki subragam layanan di dalamnya. Untuk informasi lebih lengkap kamu dapat mengunjungi situs resmi Waste4Change atau follow akun sosial media Waste4Change melalui FacebookInstagram, Twitter, dan Youtube.           

So, tunggu apalagi? Yuk, saatnya serukan slogan “sampahku tanggung jawabku.”